SALAM HANGAT UNTUK CALON FISKUS

JAYA EKONOMI, JAYA PAJAK, JAYA INDONESIAKU!

Oleh : Dewi Khusnul Khotimah, mahasiswa BDK STAN Yogyakarta

Perpajakan merupakan kata yang tidak asing di telinga rakyat Indonesia, kita sendiri sebagai mahasiswa Sekolah Tinggi Akuntansi Negara program diploma Perpajakan pasti sering mendengar ungkapan “PERPAJAKAN =KORUPSI=GAYUS”. Iya, julukan itu yang sering dikecamkan masyarakat kebanyakan di bumi pertiwi ini kepada perpajakan. Padahal, Gayus bukanlah interpretasi seluruh pegawai Kementerian Keuangan Republik Indonesia utamanya  dalam sektor Perpajakan melainkan seorang oknum tidak bertanggung jawab yang melanggar Nilai-Nilai Kementerian Keuangan. Akibat kasus tentang pegawai pajak bernama Gayus yang melakukan korupsi dengan jumlah fantastis, masyarakat kini sudah terlanjur terdoktrin bahwa perpajakan identik dengan korupsi ala Gayus.
Sebagai calon fiskus yang berkualitas dan profesional, hendaknya kasus Gayus kita jadikan coretan hitam masa lalu yang akan kita hapus dengan rasa integritas yang tinggi. Buktikan kepada masyarakat bahwa kita bukanlah fiskus yang masih berpikiran picik, rakus, dan egois ala Gayus. Kita beda dan kita bukanlah Gayus meskipun kita satu almamater. Buktikan kepada mereka bahwa kita akan menjadi fiskus bersih, calon penerus bangsa yang menjunjung tinggi nilai, norma, dan kode etik dalam menjalankan tugas negara. Kita harus terus berusaha memberikan yang terbaik sehingga kepercayaan masyarakat akan kembali lagi.

Cara membuktikannya misalnya, kelak ketika kita sudah benar-benar mendapatkan SK PNS, kita harus ikhlas dimanapun kita berada karena itulah bumi kita Indonesia. Wajib Pajak akan sangat tertarik membayar pajak apabila kita memberikan pelayanan yang sangat baik, tentunya bukan dengan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. Keikhlasan kita bekerja akan menuntun pada pemberian pelayanan terbaik. Ketika kita telah memberikan pelayanan yang terbaik, tentu saja target pajak akan selalu dapat terpenuhi.
Selain memberikan pelayanan yang terbaik, kita dapat menggunakan kreativitas kita untuk mendongkrak penerimaan perpajakan kelak. Kita harus mempunyai keahlian dan mampu bersosialisi dengan baik. Dalam suatu kuliah umum, Bapak Pusdiklat Pajak, Hario Damar mencontohkan untuk membangun sosialisasi yang baik harus bermanfaat bagi masyarakat disekitar. Misalnya, seorang pegawai pajak mempunyai keahlian bercocok tanam, kemudian masyarakat sekitarnya tertarik dan akhirnya mampu mendongkrak perekonomian masyarakat di tempat ia berada. Kita tentu tahu jika terdongkraknya perekonomian ikut mendongkrak penerimaan pajak sehingga kita tidak perlu khawatir dengan target pajak yang terus membumbung tinggi yang dapat disiasati dengan ikut memberikan kontribusi dalam terdongkraknya perekonomian.

Dimanapun nanti kita bertebaran di muka bumi ini, tentu disitulah kita harus mampu menjaga nilai Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, dan  Kesempurnaan yang baik, bukan hanya good service tapi excellent service yang akan membawa Kementerian Keuangan dalam hal Perpajakan menjadi instansi terpercaya masyarakat dimana masyarakat Indonesia  mau bergotong royong mensukseskan pembangunan dengan pembayaran pajak teratur secara ikhlas. Masyarakat kelak akan sangat mempercayai dan memahami betapa pentingnya sektor pajak dalam pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan menaruh tanggung jawab ekonomi secara penuh kepada Kementerian Keuangan yang bersih dan baik.

Terakhir, butuh peran kita sebagai calon fiskus dengan belajar keras agar menjadi fiskus profesional yang amanat negara selalu terpatri jelas dihatinya sehingga tidak ada dalam benak sedikitpun untuk melakukan tindakan yang merugikan bangsa tercinta ini karena perlu diingat, kita sekolah di Sekolah Tinggi Akuntansi Negara ini juga menggunakan uang rakyat jadi kelak kita harus balas budi dengan tidak mencurangi amanat rakyat yang dibebankan ke pundak kita. Bravo Calon Fiskus, Bravo Perpajakan Indonesia!


Comments

Popular posts from this blog

Puisi Kontemporer

This Is Me - Demi Lovato ft. Joe Jonas